Slawi — Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Tegal menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang tangguh terhadap bencana melalui kegiatan sosialisasi “Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB)” yang diselenggarakan dalam program TANGKAS (Tanggap, Aman, Kolaboratif, dan Siaga). Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Greeneration Foundation dan UNICEF Indonesia, Rabu (23/4) yang bertempat di Indoor madrasah.
Kegiatan ini di hadiri Plt. Kepala BPBD Kab. Tegal, Bapak M. Afifudin S. Hut, MT, M.Sc, Perwakilan PMI Kab. Tegal, Bapak Romedon, Waka Kurikulum Bapak Tolchah Kais, Pembimbing Bapak Imam Tias, Ibu Fia dan Bu Tika.
Dalam sambutannya, Waka Kurikulum Tolchah Kais mengungkapkan bahwa Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) adalah program yang dikembangkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Program ini adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi bencana alam dan insiden darurat lainnya. Program ini bertujuan untuk melindungi siswa, guru, dan staf sekolah, serta memastikan keberlangsungan layanan pendidikan di tengah bencana,” ungkap Tolchah.
Pembina Riset, Ibu Zulzil Putrian menyampaikan apresiasinya atas kerja sama ini kepada semua pihak sehingga kegiatan ini bias berjalan lancar.
“Kami sangat bersyukur atas kepercayaan dan dukungan dari Greeneration Foundation dan UNICEF Indonesia. Program ini sangat relevan dan bermanfaat untuk membekali warga madrasah dalam menghadapi situasi darurat secara lebih terstruktur dan terorganisir,” ujarnya.
Perwakilan dari Greeneration Foundation, Fajar, menambahkan bahwa program TANGKAS merupakan bentuk nyata kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat ketangguhan sekolah.
“Dengan pendekatan partisipatif, kami mendorong siswa dan guru menjadi agen perubahan dalam membangun budaya siaga bencana di lingkungan madrasah,” tuturnya.
Program ini juga menjadi bagian dari inisiatif berkelanjutan untuk mendorong sekolah-sekolah di Indonesia agar lebih tanggap terhadap isu-isu perubahan iklim dan risiko bencana. Dalam sesi interaktif, para peserta juga diajak untuk menyusun rencana kontinjensi sekolah dan simulasi evakuasi darurat.
Melalui program TANGKAS, diharapkan MAN 1 Tegal dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi satuan pendidikan lainnya dalam mewujudkan sekolah yang aman, inklusif, dan berkelanjutan. (nuris)